Selasa, 21 Oktober 2014

Gerhana bulan yang berwarna kebiruan pernah teramati dari Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, pada 10 Desember 2011


 
Peta lokasi yang bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014. (Kredit: Fred Espenak/NASA)


  Tahukah Anda? Gerhana bulan tak selalu berwarna kemerahan, tetapi bisa juga kebiruan.
Gerhana bulan yang berwarna kebiruan pernah teramati dari Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, tepatnya saat totalitas gerhana pada 10 Desember 2011, antara pukul 21.07 dan 21.57 WIB.
Bulan yang berwarna kebiruan itu teramati oleh astronom amatir Ma'rufin Sudibyo. Cahaya biru tampak mengumpul pada satu titik di piringan bulan.
Selain di Gombong, gerhana yang berwarna kebiruan juga pernah teramati pada 9 Desember 1992 di beberapa wilayah Asia Tenggara. Gerhana biru ini diobservasi oleh peneliti bernama Richard Keen.
Warna merah pada gerhana bulan dipengaruhi oleh pembiasan atmosfer Bumi. Sementara itu, warna kebiruan muncul jika ada zat atau partikel lain yang "mengganggu" pembiasan itu.
Salah satu sebab bulan berwarna biru adalah adanya partikel debu vulkanik yang ukurannya lebih besar dari gelombang warna merah (0,7 mikron). Warna kebiruan saat gerhana tahun 1992 diduga disebabkan oleh partikel debu vulkanik akibat letusan Pinatubo.
Seusai Krakatau meletus pada tahun 1883, bulan juga terus-menerus berwarna kebiruan, bukan hanya saat gerhana.
Penjelasan lain dari fenomena bulan kebiruan adalah hamburan ozon. Bulan kebiruan saat gerhana di Gombong diduga akibat faktor ini. Kecil kemungkinan, warna kebiruan disebabkan oleh letusan Merapi tahun 2010.
Gerhana berwarna kebiruan ini adalah bukti bahwa bulan biru tidak cuma kiasan, tetapi benar-benar ada.
Bulan biru alias blue moon sebelumnya dimaknai sebagai purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan yang sama. Bulan biru biasanya terjadi setiap 2,5 tahun dan hanya sekali dalam setahun. Namun, dalam periode 19 tahun sekali, bulan biru bisa terjadi dua kali dalam setahun.
(Risky Wulandari/Kompas.com)


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar