Peta lokasi yang bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total 8 Oktober 2014. (Kredit: Fred Espenak/NASA)
Tahukah Anda? Gerhana bulan tak selalu berwarna kemerahan, tetapi bisa juga kebiruan.
Gerhana bulan yang berwarna kebiruan
pernah teramati dari Gombong, Kebumen, Jawa Tengah, tepatnya saat
totalitas gerhana pada 10 Desember 2011, antara pukul 21.07 dan 21.57
WIB.
Bulan yang berwarna kebiruan itu
teramati oleh astronom amatir Ma'rufin Sudibyo. Cahaya biru tampak
mengumpul pada satu titik di piringan bulan.
Selain di Gombong, gerhana yang
berwarna kebiruan juga pernah teramati pada 9 Desember 1992 di beberapa
wilayah Asia Tenggara. Gerhana biru ini diobservasi oleh peneliti
bernama Richard Keen.
Warna merah pada gerhana bulan
dipengaruhi oleh pembiasan atmosfer Bumi. Sementara itu, warna kebiruan
muncul jika ada zat atau partikel lain yang "mengganggu" pembiasan itu.
Salah satu sebab bulan berwarna biru
adalah adanya partikel debu vulkanik yang ukurannya lebih besar dari
gelombang warna merah (0,7 mikron). Warna kebiruan saat gerhana tahun
1992 diduga disebabkan oleh partikel debu vulkanik akibat letusan
Pinatubo.
Seusai Krakatau meletus pada tahun 1883, bulan juga terus-menerus berwarna kebiruan, bukan hanya saat gerhana.
Penjelasan lain dari fenomena bulan
kebiruan adalah hamburan ozon. Bulan kebiruan saat gerhana di Gombong
diduga akibat faktor ini. Kecil kemungkinan, warna kebiruan disebabkan
oleh letusan Merapi tahun 2010.
Gerhana berwarna kebiruan ini adalah bukti bahwa bulan biru tidak cuma kiasan, tetapi benar-benar ada.
Bulan biru alias blue moon
sebelumnya dimaknai sebagai purnama kedua yang terjadi dalam satu bulan
yang sama. Bulan biru biasanya terjadi setiap 2,5 tahun dan hanya
sekali dalam setahun. Namun, dalam periode 19 tahun sekali, bulan biru
bisa terjadi dua kali dalam setahun.
(Risky Wulandari/Kompas.com)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar